Jambi|Telago.id- Tragedi Kapal Tongkang yang membawa Emas Hitam (Batu Bara ) yang sering terjadi di aliran sungai Batang Hari belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi Polemik dikalangan masyarakat luas . Hal ini terbukti dari salah satu pengamat Sumber Daya Air (SDA) sekaligus mantan pelaut (Nahkoda) yang sering di panggil Bang Jhon mengutarakan pengamatan analisa nya kepada beberapa awak media, Kamis 30 Januari 2025.
Dari Hasil pantauannya secara reel beliau mengatakan, Bermula di temukan nya emas hitam di setiap kabupaten yang di sepanjang aliran sungai batang hari disini lah asal muasal terjadi nya bencana yang menimpa , ini sebagai bentuk dari karma akibat dari keserakahan manusia yang dengan gemerlap nya duniawi , bagaimana tidak jembatan penghubung yang di bangun pada era zaman pemerintahan presiden Suharto ini sebelum nya tidak di rancang untuk lalu lintas kapal yang bermuatan batu bara sekarang ini menjadi sarana Vital untuk menghilirkan emas hitam tersebut dari tambang kepelabuhan stock fel yang ada di talang duku yang nanti nya di muat kembali ke armada tongkang yang lebih besar yang akan di bawa ke daerah lain atau pun di transitment ke kapal kapal besar di ambang luar untuk di Bawa ke negara asing.
Dalam paparannya beliau juga menambahkan , Seharusnya pemerintah yang berwenang dalam hal ini Dishub Provinsi Jambi harus bijak dalam aturan maupun pengawasan , harus jeli dan teliti untuk menyikapi situasi yang ada , sesuai aturan yang ada dan di tunjang dengan keadaan alam nya kapal tongkang yang berlayar ke daerah huluan itu di batasi maximum 210 ft
setara muatan 2500 metrik ton .
Karena sesuai dengan bentang tiang jembatan yang hanya lebar nya 40 meter maka seharus nya kapal tongkang itu harus kurang dari separuh lebar nya jembatan supaya masih tersisa space 10 meter kiri dan kanan , mengingat deras nya arus tatkala air banjir ,
Sementara kapal yang naik itu lebih dari 230 bahkan ada yang 270 ft dgn muatan 6500 metrik ton ini bisa di bayang kan gimana dampak nya kalau tongkang sebesar ini dgn muatan penuh menghantam jembatan , di pastikan jembatan itu akan roboh dan hanyut bersama deras nya arus sungai .
Dalam hal ini siapa yang di salah kan ?
Yang di salah kan pemegang kekuasaan yang tidak teliti dan kurang bijak dalam mengambil keputusan ,
Dishub provinsi Jambi sebagai penanggung jawab atas pelayaran yang di beri mandat oleh kementrian perhubungan seharus nya bersikap lebih jeli dalam mengambil tindakan atau pun keputusan segera mungkin untuk menyikapi hal ini sebelum jembatan yang menjadi fasilitas negara dan masarakat yang menjadi penghubung antar kota mau pun provinsi ini hancur , segera mungkin untuk mengkaji ulang kebijakan yang telah di terbit kan ,
Dishub sebagai penanggung jawab keseluruhan alur sungai dari talang duku ke huluan harus turun tangan lansung kelapangan mengadakan pengecekan kelaik laut nya semua kapal yang berlayar ke huluan baik fisik kapal , document kapal dan tongkang termasuk document crew apakah semua sesuai dengan aturan dan hukum perkapalan atau tidak nya ,
Lebih dari separuh kapal yang berlayar ke huluan tidak mempunyai spb alias surat pemberitahuan berlayar , dishub harus tahu ini dan segera bertindak tegas agar tidak kembali terjadi kehancuran fasilitas negara maupun harta benda , tidak bisa di bayang kan jika jembatan Aur Duri Satu yang sering macet dan ratusan kendaraan berada di atas sana tiba tiba terjun kelaut di hantam tongkang yang berkapasitas besar , ini akan menjadi berita viral yang menyisakan penyesalan dan rasa berdosa karena telah memelihara kesalahan yang sengaja di diamkan , untuk itu segeralah mengkaji ulang kebijakan yang telah di terbit kan.(Rini)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Telago.id.